Awal Ramadhan 2024 – Umat Muslim di seluruh penjuru Indonesia dengan penuh harap menanti kedatangan bulan suci Ramadhan tahun 2024. Setiap tahun, pengumuman resmi mengenai awal Ramadhan menjadi momen yang ditunggu-tunggu, dengan versi penghitungan dari berbagai lembaga seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan pemerintah. Tahun ini, Muhammadiyah menjadi salah satu lembaga yang pertama kali mengumumkan penanggalan awal Ramadhan.
Muhammadiyah, melalui Sekretaris Pimpinan Pusatnya, Muhammad Sayuti, telah menetapkan awal Ramadhan pada tanggal 11 Maret 2024, yang bersesuaian dengan 1 Ramadhan 1445 H. Selain itu, Muhammadiyah juga menetapkan tanggal Idulfitri atau 1 Syawal pada 10 April 2024, Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni 2024, dan Iduladha atau 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024.
Pengumuman ini dibuat secara resmi melalui laman website Muhammadiyah. Muhammad Sayuti, dalam menjelaskan keputusan tersebut, menyebut penggunaan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki. Metode ini merupakan salah satu cara tradisional dalam menentukan awal bulan Hijriyah dengan melihat secara langsung penampakan bulan sabit (hilal) yang sesungguhnya.
Acara pengumuman ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting Muhammadiyah, seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas. Dalam kesempatan itu, Haedar Nashir menekankan pentingnya keputusan ini sebagai panduan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah Ramadhan dan perayaan Idulfitri.
Baca Juga : Awal Ramadhan 2024 Menurut Prediksi Nahdlatul Ulama
Muhammadiyah telah mengeluarkan Maklumat Pimpinan Pusat yang memuat hasil-hasil penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah tahun 1445 Hijriyah. Maklumat ini, yang bernomor 1/MLM/I.0/E/2024, resmi ditandatangani oleh Haedar Nashir dan Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, pada tanggal 12 Januari 2024.
Penetapan awal Ramadhan oleh Muhammadiyah menjadi sorotan utama bagi masyarakat Muslim di Indonesia. Keputusan ini tidak hanya menjadi panduan praktis dalam menjalankan ibadah, tetapi juga mencerminkan pentingnya tradisi penghitungan bulan dalam Islam. Metode tradisional seperti Hisab Wujudul Hilal Hakiki yang digunakan oleh Muhammadiyah menunjukkan keterikatan umat Islam dengan akar tradisi sekaligus keinginan untuk memastikan keakuratan penanggalan.