Aneka Jateng – Jika berbicara tentang destinasi wisata di Indonesia, nama Candi Borobudur pasti muncul di daftar teratas. Candi Borobudur bukan hanya ikon pariwisata Jawa Tengah, tapi juga merupakan salah satu situs warisan dunia yang diakui UNESCO. Keindahannya yang memukau, arsitekturnya yang penuh makna, serta nilai sejarah dan spiritual yang tinggi membuat Borobudur menjadi tempat wisata yang wajib dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi di bawah dinasti Syailendra. Candi ini menjadi monumen Buddha terbesar di dunia, sekaligus menjadi bukti kejayaan peradaban masa lalu di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Borobudur tetap berdiri kokoh dan terus menarik perhatian banyak orang, mulai dari penggemar sejarah, pelajar, hingga wisatawan yang sekadar ingin menikmati keindahan alam dan arsitektur yang unik. Mari kita ulas lebih dalam keajaiban Candi Borobudur ini, mulai dari sejarah, arsitektur, hingga tips praktis untuk mengunjunginya.
Sejarah Megah di Balik Candi Borobudur
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Candi Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra, salah satu dinasti paling berpengaruh di Nusantara pada saat itu. Namun, proses pembangunan Borobudur sendiri tidak sepenuhnya pasti kapan dimulainya, meskipun banyak ahli sejarah memperkirakan bahwa candi ini selesai dibangun pada awal abad ke-9. Candi ini didedikasikan untuk menghormati Buddha Gautama dan diharapkan menjadi tempat ziarah bagi umat Buddha yang ingin mendekatkan diri kepada Sang Buddha.
Baca Juga : Eksplorasi Tempat Wisata Populer di Jawa Tengah, Dari Sejarah hingga Keindahan Alam yang Mempesona
Namun, setelah lebih dari satu abad berdiri sebagai pusat keagamaan, Candi Borobudur sempat dilupakan. Beberapa teori menyebutkan bahwa letusan Gunung Merapi yang besar membuat kawasan tersebut tertutup abu vulkanik dan perlahan-lahan ditinggalkan oleh penduduk setempat. Butuh berabad-abad sebelum akhirnya Candi Borobudur ditemukan kembali pada awal abad ke-19 oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada saat itu, Borobudur sudah tertutup oleh tanah dan vegetasi lebat, tetapi setelah upaya restorasi yang panjang, keindahan candi ini bisa dinikmati lagi oleh dunia.
Sejak saat itu, Borobudur telah menjadi pusat perhatian internasional, terutama setelah diakui sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Kini, Borobudur bukan hanya menjadi tempat ziarah bagi umat Buddha, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang mengundang ribuan orang dari seluruh penjuru dunia setiap tahunnya.
Arsitektur Candi Borobudur yang Unik dan Sarat Makna
Salah satu hal paling mengesankan dari Candi Borobudur adalah arsitekturnya yang luar biasa megah dan sarat dengan makna filosofis. Candi ini dibangun dengan bentuk stupa raksasa yang terdiri dari sembilan platform bertingkat, dengan lima platform berbentuk persegi di bagian bawah dan tiga platform melingkar di bagian atas. Struktur candi ini melambangkan alam semesta dalam ajaran Buddha, dan perjalanan dari dasar candi ke puncaknya menggambarkan perjalanan spiritual seseorang menuju pencerahan.
Setiap tingkat dari Candi Borobudur memiliki makna tersendiri. Tingkat-tingkat bawah disebut Kamadhatu, yang melambangkan dunia nafsu dan keinginan manusia. Di tingkat ini, relief yang menghiasi dinding candi menggambarkan kehidupan manusia yang penuh dengan keinginan duniawi, godaan, dan penderitaan. Ketika kita naik ke tingkat berikutnya, yang disebut Rupadhatu, kita mulai melihat kisah-kisah spiritual tentang kehidupan Buddha yang lebih dalam. Ini adalah simbol dari dunia bentuk, di mana manusia mulai melepaskan keinginan duniawi dan mendekati pencerahan.