Aneka Jateng – Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa benda langit diberi nama yang sulit diingat, seperti NGC-127, HD 189733 b, atau WASP-12b? Kenapa tidak dinamai dengan sesuatu yang lebih familiar, seperti “Bintang Biru” atau “Planet Jauh”? Ternyata, ada alasan logis di balik sistem penamaan benda langit yang unik ini. Penamaan Benda Langit tidak dilakukan sembarangan, melainkan mengikuti aturan khusus agar para ilmuwan bisa mengidentifikasi setiap objek dengan lebih mudah. Mari kita bahas lebih dalam kenapa nama-nama benda langit sering kali terdiri dari kombinasi huruf dan angka.
Alam Semesta Itu Sangat Luas dan Penuh Benda Langit
Sebelum membahas lebih jauh tentang Penamaan Benda Langit, coba bayangkan berapa banyak benda langit yang ada di alam semesta ini. Jika kita hanya berbicara tentang Tata Surya saja, kita sudah memiliki Matahari, delapan planet, ratusan bulan, asteroid, dan komet yang jumlahnya tak terhitung. Sekarang, coba perluas cakupan kita ke luar Tata Surya. Ada miliaran bintang di galaksi kita, dan ada miliaran galaksi di alam semesta. Dengan jumlah yang begitu besar, memberi nama unik untuk setiap benda langit menggunakan bahasa biasa akan sangat sulit. Oleh karena itu, dibuatlah sistem penamaan yang bisa menghasilkan banyak nama unik tanpa kehabisan kombinasi.
Bayangkan jika setiap planet, bintang, atau galaksi diberi nama seperti “Bintang Kuning” atau “Planet Biru”—tentu akan membingungkan! Penamaan Benda Langit yang berbasis kombinasi huruf dan angka dibuat agar bisa terus digunakan seiring dengan bertambahnya penemuan baru. Sama seperti nomor kendaraan di jalan raya, sistem ini memastikan setiap benda langit memiliki identitas unik.
Kenapa Tidak Pakai Nama Sederhana Saja?
Mungkin kamu bertanya, “Kenapa nggak dikasih nama biasa aja, seperti yang kita lakukan pada planet di Tata Surya?” Jawabannya ada pada sejarah astronomi. Dulu, benda langit yang ditemukan pada awal-awal perkembangan ilmu astronomi memang diberi nama lebih sederhana, seperti Bumi, Mars, Jupiter, dan sebagainya. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya benda langit yang ditemukan, sistem penamaan ini tidak lagi efisien.