Pemilu – Aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang diperkenalkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi pusat perhatian di platform X, dengan puluhan ribu warganet memperdebatkan keandalan dan keamanannya. Dengan lebih dari 11.000 postingan yang menyoroti aplikasi tersebut, perdebatan sengit pun memanas di media sosial.
Sebagian besar warganet mempertanyakan apakah Sirekap berpotensi menjadi celah bagi kecurangan dalam proses pemilihan umum. Mereka menyoroti kekhawatiran tentang keamanan data dan transparansi informasi yang disajikan oleh aplikasi tersebut. Namun, di tengah sorotan negatif, ada juga yang memandang Sirekap sebagai langkah maju dalam teknologi pemilihan umum.
Sirekap merupakan sistem perhitungan baru yang diperkenalkan oleh KPU, menggantikan sistem informasi penghitungan suara sebelumnya, Situng. Namun, ada perbedaan yang mencolok antara kedua sistem tersebut. Beberapa informasi yang beredar menyebutkan bahwa Sirekap tidak menyajikan data secara mendetail seperti yang biasanya disajikan oleh Situng. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan transparansi dan integritas data hasil pemilihan.
Namun, kekhawatiran tersebut semakin membesar ketika sejumlah warganet melaporkan kesulitan dalam mengakses aplikasi tersebut. Salah satunya adalah akun @papanberjalan yang mengeluhkan bahwa ia tidak dapat mengakses Sirekap sama sekali. Setiap kali mencoba, ia selalu mengalami kegagalan. Bahkan, ada spekulasi yang muncul terkait kemungkinan bug atau kesalahan pada desain aplikasi yang membuatnya sulit diakses.
Baca Juga : Jokowi Ungkap Maksud Pernyataannya Soal Hak Kampanye Presiden
Istilah “ngebug” pun menjadi populer di kalangan warganet, merujuk pada bug atau kesalahan dalam sebuah program komputer. Beberapa warganet juga mengungkapkan kekhawatiran terkait kurangnya uji coba aplikasi ini, khususnya oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).