Anekajateng.com – Hari Ayah Nasional di Indonesia memiliki akar sejarah yang bermula dari inisiatif Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP), sebuah paguyuban lintas agama dan budaya. Pada tahun 2004, PPIP mengadakan peringatan Hari Ibu di Solo dengan cara menggelar Sayembara Menulis Surat untuk Ibu. Meskipun acara tersebut sukses, PPIP menyadari bahwa tidak ada peringatan khusus untuk menghormati peran ayah dalam keluarga.
Pada tahun 2005, PPIP mulai merumuskan rencana mengenai Hari Ayah Nasional. Proses ini melibatkan diskusi panjang di kalangan anggotanya. Pada tanggal 12 November 2006, di Pendapi Gede Balaikota Solo, PPIP menggelar deklarasi resmi Hari Ayah Nasional. Acara deklarasi ini dihadiri oleh ratusan orang dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk perwakilan dari komunitas komunikasi antar agama.
Dalam deklarasi tersebut, PPIP menetapkan tanggal 12 November sebagai Hari Ayah Nasional. Pemilihan tanggal ini tidak bersifat sembarangan; sebaliknya, PPIP memilihnya karena bersamaan dengan Hari Kesehatan Nasional. Harapannya, Hari Ayah Nasional bisa menjadi momentum untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya peran ayah dalam keluarga dan masyarakat secara lebih luas.
Setelah deklarasi tersebut, PPIP menjalankan serangkaian kegiatan sosialisasi tentang Hari Ayah Nasional di berbagai daerah di Indonesia. Sosialisasi ini dilakukan melalui media massa, media sosial, dan berbagai kegiatan kemasyarakatan. Upaya ini bertujuan agar Hari Ayah Nasional dapat diterima dan dirayakan secara merata di seluruh negeri.