Aneka Jateng – Pernahkah kamu memperhatikan nyala api lilin atau korek api? Api selalu menjulang ke atas, seolah-olah tidak terpengaruh oleh gravitasi. Namun, apakah benar gravitasi tidak memiliki dampak pada api? Sebenarnya, pengaruh gravitasi terhadap api cukup besar, tetapi cara kerjanya berbeda dibandingkan dengan benda padat atau cair. Fenomena ini melibatkan berbagai aspek fisika dan kimia, terutama dalam proses pembakaran dan aliran udara. Yuk, kita bahas lebih dalam!
1. Konveksi: Faktor Utama di Balik Arah Nyala Api
Nyala api terbentuk dari reaksi pembakaran yang melibatkan bahan bakar, oksigen, dan panas. Ketika bahan bakar terbakar, ia menghasilkan gas panas. Nah, gas panas ini lebih ringan dibandingkan udara dingin di sekitarnya. Karena adanya gravitasi, udara panas akan naik ke atas, sementara udara dingin yang lebih berat akan menggantikannya dari bawah. Proses ini disebut konveksi alami.
Pengaruh gravitasi terhadap api terlihat jelas dalam proses konveksi ini. Gravitasi membantu menciptakan perbedaan kepadatan udara, sehingga terjadi aliran udara yang mengangkat nyala api ke atas. Jadi, api bukan tidak terpengaruh oleh gravitasi, tetapi justru bentuknya yang khas—menjulang ke atas—disebabkan oleh gaya gravitasi yang mengatur aliran udara.
Bayangkan jika tidak ada gravitasi! Tanpa gravitasi, tidak akan ada aliran udara ke atas, sehingga api tidak berbentuk lidah yang menjulang. Malahan, nyala api akan menjadi lebih bulat dan kecil karena pembakaran terjadi lebih merata ke segala arah.
2. Eksperimen di Luar Angkasa: Api Tanpa Gravitasi
Eksperimen yang dilakukan oleh NASA dan lembaga penelitian lainnya menunjukkan bagaimana pengaruh gravitasi terhadap api benar-benar berbeda di luar angkasa. Ketika percobaan pembakaran dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), ilmuwan menemukan bahwa api di lingkungan mikrogravitasi berbentuk bola dan tidak menjulang ke atas seperti di Bumi.