ANEKAJATENG.COM – Hari Antikorupsi Sedunia atau Hakordia, yang diperingati setiap tanggal 9 Desember, merupakan momentum penting dalam upaya global untuk meningkatkan kesadaran akan dampak buruk yang diakibatkan oleh praktik korupsi. Inisiatif ini diawali oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 2005, mengambil landasan pada Konvensi PBB Anti-Korupsi (UNCAC) yang disetujui oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2003. UNCAC sendiri adalah perjanjian internasional yang dirancang untuk mencegah, memberantas, dan menghukum korupsi.
Sejarah Hari Antikorupsi Sedunia bermula dari momen penting di Mérida, Meksiko, pada tanggal 9-11 Desember 2003. Pada saat itu, perwakilan negara-negara anggota PBB menandatangani UNCAC sebagai langkah konkret dalam upaya bersama untuk mengatasi permasalahan korupsi yang merajalela di berbagai belahan dunia. Tanggal 9 Desember kemudian diabadikan sebagai Hari Antikorupsi Sedunia, menjadi tonggak awal dalam upaya global untuk memerangi korupsi.
Baca Juga : Tragedi Kelam Pembantaian Rawagede, Memori Kekejaman dan Perjuangan Bangsa Indonesia
Mengapa peringatan Hari Antikorupsi Sedunia menjadi begitu penting? Praktik korupsi memiliki dampak yang sangat luas, dan upaya untuk memeranginya memerlukan kerjasama global. Salah satu dampak utama dari korupsi adalah penghambatan pembangunan ekonomi. Praktek suap dan nepotisme merugikan alokasi sumber daya, menghambat investasi, dan menciptakan lingkungan bisnis yang tidak sehat. Oleh karena itu, peringatan ini tidak sekadar seremonial, tetapi merupakan panggilan untuk bersatu dalam melawan musuh bersama yang merongrong fondasi kemakmuran bersama.
Pada tahun 2005, PBB memperingati Hari Antikorupsi Sedunia untuk pertama kalinya. Sejak itu, berbagai negara di seluruh dunia telah melibatkan diri dalam peringatan ini, mengisi acara dengan berbagai kegiatan seperti kampanye publik, seminar, dan pelatihan. Kampanye publik menjadi salah satu sarana efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak buruk dari praktik korupsi. Informasi yang disampaikan melalui media massa, sosial media, dan kegiatan langsung dapat membantu mengubah persepsi masyarakat terhadap korupsi.
Seminar dan pelatihan tentang korupsi dan upaya pemberantasannya juga menjadi bagian integral dari peringatan Hari Antikorupsi Sedunia. Melalui forum ini, para pakar, aktivis, dan pemerhati korupsi dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan strategi untuk memerangi korupsi dengan lebih efektif. Edukasi ini tidak hanya ditujukan kepada aparat penegak hukum tetapi juga kepada masyarakat umum. Memahami bagaimana korupsi dapat merusak struktur sosial dan ekonomi adalah langkah awal yang penting dalam menciptakan gerakan bersama melawan korupsi.
Selain itu, aksi sosial turut memainkan peran kunci dalam mendukung upaya pemberantasan korupsi. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan seperti aksi kebersihan, penggalangan dana untuk program anti-korupsi, atau partisipasi dalam kampanye-kampanye keadilan sosial, menciptakan momentum untuk perubahan positif. Ketika masyarakat terlibat aktif, mereka bukan hanya menjadi saksi tetapi juga bagian dari solusi.