Aneka Jateng – Bumi, planet tempat kita tinggal, telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang evolusi dan perkembangan kehidupan. Namun, seberapa tua sebenarnya Bumi ini? Ilmuwan telah menggali data dan merumuskan jawabannya dengan cermat. Melalui berbagai teknik penanggalan radioaktif, seperti penanggalan uranium-lead, potassium-argon, rubidium-strontium, dan samarium-neodymium, para ilmuwan telah memperkirakan usia Bumi sekitar 4,54 miliar tahun.
Teknik penanggalan radioaktif bekerja dengan cara mengukur jumlah unsur radioaktif yang tersisa dalam suatu batuan atau mineral. Proses peluruhan alami unsur radioaktif menjadi unsur lain memiliki kecepatan konstan, dan dengan mengukur keseimbangan antara unsur radioaktif dan hasil peluruhannya, para ilmuwan dapat menghitung usia batuan atau mineral tersebut. Hasil perhitungan ini memberikan perkiraan usia Bumi dengan rentang kesalahan (plus dan minus) hingga 50 juta tahun.
Namun, penanggalan radioaktif bukanlah satu-satunya metode yang digunakan para ilmuwan untuk menyelidiki usia Bumi. Mereka juga menggali informasi dari komposisi kimia batuan tertua di Bumi dan mempelajari tata surya serta bintang-bintang di sekitarnya. Semua bukti ini digabungkan untuk mencapai kesimpulan yang lebih mendalam.
Penelitian atas komposisi kimia batuan tertua di Bumi menjadi salah satu aspek penting dalam mencari jawaban tentang usia planet ini. Dengan memahami unsur-unsur yang ada dalam batuan-batuan kuno, ilmuwan dapat merunut sejarah evolusi kimia Bumi. Komposisi kimia batuan ini mencakup jejak-jejak unsur yang ada pada masa-masa awal pembentukan planet.
Para ilmuwan juga memerhatikan tata surya dan bintang-bintang di sekitarnya. Pengamatan ini memberikan konteks lebih lanjut dalam pemahaman usia Bumi. Dengan melihat formasi dan evolusi bintang-bintang di galaksi kita, para ilmuwan dapat menentukan kapan Bumi muncul di panggung kosmik.
Secara keseluruhan, hasil dari berbagai metode ini memberikan gambaran yang konsisten bahwa Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu. Ini bukanlah sekadar angka acak, melainkan hasil kolaborasi data yang berasal dari berbagai sumber dan teknik yang berbeda.
Namun, perjalanan mencari tahu usia Bumi tidak selalu lancar. Banyak tantangan dan misteri yang harus dipecahkan oleh para ilmuwan selama bertahun-tahun. Salah satu tantangan utama adalah memastikan ketepatan teknik penanggalan radioaktif.
Baca Juga : 7 Jurusan S2 yang Linear untuk Lulusan S1 Bioteknologi
Dalam penanggalan uranium-lead, misalnya, ilmuwan mengukur rasio antara uranium dan plumbum dalam suatu sampel. Proses peluruhan uranium menjadi plumbum terjadi dalam waktu yang sangat panjang, sehingga pengukuran ini memerlukan ketelitian yang tinggi. Kesalahan dalam pengukuran dapat menghasilkan perkiraan usia yang tidak akurat.