Orang Jawa Suriname – Suriname, yang juga dikenal sebagai Republik Suriname, menyimpan sejumlah fakta menarik dan beragam dalam sejarahnya. Terletak di Amerika Selatan, Suriname memiliki ikatan yang kuat dengan Indonesia melalui sejarah pemindahan orang Jawa yang dibawa oleh kolonial Belanda. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi sejumlah fakta menarik tentang Suriname, mulai dari pengaruh budaya, bahasa resmi, keberagaman etnis, hingga sejarah pemindahan orang Jawa yang menciptakan jejak penting dalam perkembangan negara ini.
Salah satu aspek menarik yang mencirikan Suriname adalah penggunaan bahasa Belanda sebagai bahasa resmi. Meskipun demikian, sebagian besar penduduk Suriname mempelajari Bahasa Belanda sebagai bahasa kedua mereka. Selain itu, bahasa-bahasa lain seperti Sranan Tongo, Inggris, Jawa, dan Sarnami juga diucapkan di negara ini, mencerminkan keberagaman budaya yang kaya.
Sejarah pemindahan orang Jawa ke Suriname dimulai pada tahun 1890 hingga 1939. Pada periode tersebut, sebanyak 32.956 orang Indonesia asal Jawa dibawa ke Suriname oleh kolonial Belanda. Mereka bekerja sebagai buruh perkebunan dengan sistem kontrak, membawa serta kekayaan budaya dan tradisi mereka ke tanah yang baru. Pemindahan ini dilakukan dalam 34 kali pengangkutan, menciptakan komunitas yang kuat dan berdampak dalam berbagai aspek kehidupan di Suriname.
Namun, pemindahan ini bukanlah proses tanpa tantangan. Para buruh Jawa yang bekerja di perkebunan Belanda memiliki hak untuk kembali ke negara asal setelah masa kontrak mereka habis. Repatriasi massal terakhir terjadi pada tahun 1954, ketika sekitar 1.000 orang Jawa memilih untuk kembali ke Indonesia. Namun, sebagian besar dari mereka memilih untuk tetap tinggal di Suriname, menjadi pekerja bebas di perkebunan dan membentuk komunitas yang bertahan hingga saat ini.
Baca Juga : Tragedi Kelam Pembantaian Rawagede, Memori Kekejaman dan Perjuangan Bangsa Indonesia