Aneka Jateng – Jagung Brawijaya Nusa, Jagung merupakan salah satu komoditas penting dalam dunia pertanian, terutama di Indonesia. Selain menjadi bahan pangan utama bagi sebagian masyarakat, jagung juga berperan besar sebagai pakan ternak. Dengan permintaan yang terus meningkat, tantangan untuk memenuhi kebutuhan jagung di Indonesia semakin tinggi.
Namun, solusi inovatif datang dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB), di mana Prof. Arifin dan timnya berhasil mengembangkan varietas jagung hibrida yang dinamakan “Jagung Brawijaya Nusa”. Varietas ini menjanjikan produktivitas tinggi serta waktu panen yang lebih cepat. Kabar baik ini bukan hanya bagi para petani, tetapi juga bagi perekonomian pertanian di Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah kering seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam sebuah wawancara, Prof. Arifin menjelaskan bahwa Jagung Brawijaya Nusa menawarkan peningkatan produktivitas yang sangat signifikan. Jika biasanya jagung konvensional hanya menghasilkan sekitar 9 ton per hektare, jagung inovatif ini mampu mencapai hingga 12,9 ton untuk Nusa 1 dan bahkan 13,7 ton per hektare untuk Nusa 3. Ini berarti ada peningkatan produktivitas sekitar 30 persen lebih tinggi dibandingkan benih jagung pada umumnya. Bagi petani, peningkatan hasil panen seperti ini sangat menguntungkan, terutama dalam menghadapi tantangan lahan pertanian yang semakin sempit dan sumber daya yang terbatas.
Baca Juga : Rumah Tani : Cultivating a Digital Oasis for Sustainable Agriculture
Salah satu faktor kunci keberhasilan Jagung Brawijaya Nusa adalah kemampuannya beradaptasi dengan baik di wilayah semi-arid atau lahan kering seperti yang terdapat di NTT, khususnya di Sumba dan Timor. Daerah ini memang dikenal sebagai wilayah yang potensial untuk penanaman jagung dan peternakan sapi. Namun, selama bertahun-tahun, produktivitas jagung di NTT tetap rendah, hanya sekitar 2,3 ton per hektare, jauh di bawah rata-rata nasional yang berkisar antara 5,8 hingga 5,9 ton per hektare. Melalui inovasi dari Maize Riset Center (MRC), diharapkan produktivitas jagung di NTT bisa meningkat dan sejajar dengan rata-rata nasional.
Proses pengenalan benih Jagung Brawijaya Nusa di NTT dimulai pada tahun 2022. Bersama dengan timnya, Prof. Arifin telah aktif memperkenalkan teknologi pembuatan benih dan teknik budidaya kepada para petani lokal. Menurutnya, teknologi ini perlu diaplikasikan dengan cermat agar masyarakat setempat bisa benar-benar merasakan manfaat dari peningkatan produktivitas ini. Selain itu, pemerintah provinsi NTT juga mendukung penuh agar benih jagung ini bisa diproduksi di dalam wilayah NTT sendiri, sehingga tidak lagi bergantung pada benih yang didatangkan dari Jawa atau daerah lain. Kerjasama dengan pihak swasta juga diharapkan bisa mempercepat implementasi teknologi ini, serta mempermudah proses manajemen bisnisnya.
Salah satu keunggulan utama Jagung Brawijaya Nusa adalah variasinya. Terdapat dua jenis yang telah disetujui oleh Kementerian Pertanian untuk dirilis, yaitu Nusa 1 dan Nusa 3. Keduanya memiliki produktivitas yang lebih tinggi daripada jagung konvensional dan juga lebih toleran terhadap kondisi lingkungan yang kering. Selain itu, varietas ini juga tergolong cepat panen, yang tentunya menjadi nilai tambah bagi para petani yang ingin mendapatkan hasil secepat mungkin.
Prof. Arifin menjelaskan, selain dua keunggulan utama yaitu produktivitas tinggi dan toleransi terhadap lahan kering, Jagung Brawijaya Nusa juga memiliki potensi penggunaan yang luas. Varietas ini cocok digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai pakan ternak maupun bahan pangan. Meskipun secara umum jagung ini lebih banyak digunakan sebagai pakan ternak (field corn), jagung jenis ini juga bisa diolah menjadi pangan manusia, seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Madura dan sebagian besar wilayah Indonesia Timur, di mana jagung menjadi makanan pokok.
Baca Juga : Tips for Choosing Fresh and Quality Vegetables and Fruits
Bahkan, di beberapa negara seperti Afrika, jagung pakan ini juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat lokal. Jadi, fleksibilitas Jagung Brawijaya Nusa dalam penggunaannya menjadi keunggulan lain yang menarik. Selain sebagai pakan ternak, jagung ini juga bisa dikembangkan menjadi jagung pangan yang rasanya manis, jagung ketan, dan jagung fungsional.
Keinginan pemerintah provinsi NTT agar nilai tambah dari teknologi ini bisa dirasakan oleh masyarakat setempat, merupakan langkah strategis untuk memajukan sektor pertanian di daerah tersebut. Selama ini, NTT selalu mendapatkan benih jagung dari luar daerah, dan hal ini membuat petani setempat kurang berdaya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya. Dengan adanya teknologi Jagung Brawijaya Nusa, diharapkan petani lokal bisa lebih mandiri dan mendapatkan hasil yang lebih baik dari lahan yang mereka kelola.
Menurut Prof. Arifin, untuk merealisasikan rencana besar ini, peran swasta sangat dibutuhkan, terutama dalam aspek bisnis dan manajemen. Meskipun teknologi benih dan varietas ini dikembangkan oleh universitas, namun untuk keberlanjutan dan skala produksi yang lebih besar, dibutuhkan keterlibatan perusahaan swasta yang memiliki kapasitas dalam mengelola proses bisnis secara profesional. Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan sektor swasta menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas jagung di NTT dan wilayah lainnya.
Di sisi lain, Jagung Brawijaya Nusa juga menawarkan harapan besar dalam mendukung sektor peternakan di NTT. Seperti diketahui, wilayah ini juga dikenal sebagai daerah dengan potensi besar dalam peternakan sapi. Dengan tersedianya pakan yang berkualitas dari jagung, diharapkan produktivitas peternakan sapi juga akan meningkat, sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan para peternak di NTT.
Inovasi ini tidak hanya penting dari segi produktivitas dan ekonomi, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Dengan tersedianya benih yang lebih baik dan hasil panen yang lebih melimpah, masyarakat NTT diharapkan bisa lebih berdaya secara ekonomi. Mereka tidak lagi perlu khawatir tentang ketidakcukupan pakan ternak atau kekurangan bahan pangan. Selain itu, keberhasilan inovasi ini juga bisa menjadi model bagi wilayah lain di Indonesia yang memiliki kondisi serupa dengan NTT.
Secara keseluruhan, Jagung Brawijaya Nusa merupakan salah satu inovasi pertanian yang patut diapresiasi. Dengan segala keunggulannya, varietas ini tidak hanya memberikan harapan bagi petani dan peternak di NTT, tetapi juga berpotensi menjadi solusi bagi wilayah-wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa. Produktivitas tinggi, waktu panen yang cepat, serta adaptasi yang baik terhadap lahan kering menjadikan jagung ini sebagai salah satu terobosan besar dalam dunia pertanian Indonesia.
Ke depan, tantangan berikutnya adalah memastikan bahwa inovasi ini bisa terus berkembang dan diterapkan secara luas. Sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan petani, menjadi kunci dalam menyukseskan penggunaan Jagung Brawijaya Nusa di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan demikian, jagung tidak hanya menjadi solusi pangan, tetapi juga pilar utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat agraris di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Komunitas Griya Edelweiss